
oleh: Ahmad Gozali
(http://www.perencanakeuangan.com/)
Dikutip dari Wanita Indonesia No 951, 2008
Saya karyawati, single, dan setiap bulan mendapat gaji Rp 2 juta. Saya tinggal bersama orang tua, ke kantor naik angkutan umum 3 kali ganti. Dari kantor dapat uang makan Rp 10 ribu/hari. Pertanyaan saya, sebaiknya berapa yang saya tabung, dan berapa yang bisa saya gunakan untuk bersenang-senang? Terima kasih.
Penghasilan yang Anda terima termasuk hitungan yang cukup besar lho Mbak, apalagi saat ini Anda masih single. Dan lagi, Anda saat ini masih tinggal dengan orang tua dan enaknya lagi Anda masih mendapat tambahan uang makan dari perusahan. Jadi, karena saya yakin kebutuhan Anda saat ini belum terlalu besar daripada nantinya hanya digunakan untuk memenuhi keinginan saja maka seharusnya Anda bisa sisihkan sekitar 50 persen dari penghasilan.

Coba aja kita hitung. Untuk transportasi, saya asumsikan Rp 2000 x 3 kali naik mobil x 2 PP, maka seharinya adalah Rp 12.000. Dikali 20 hari kerja jadi Rp 240.000, saya bulatkan jadi Rp 250.000. Untuk makan siang, saya rasa sudah cukup dengan uang makan dari perusahaan.
Sekarang seberapa besar Anda bisa alokasikan untuk bersenang-senang? Sekali lagi saya senang Anda menanyakan hal ini. Karena dengan adanya alokasi ini, diharapkan Anda dapat mengontrol atau membatasi pengeluaran untuk bersenang-senang. Toh, kita semua orang pun butuh hiburan untuk memulihkan kondisi agar kembali segar untuk bekerja kembali bukan. Untuk itu besarnya bolehlah sekitar 10 persen dari penghasilan bulanan.
Sementara untuk kebutuhan makan sehari-hari tentunya karena masih numpang sama orang tua, tidak akan terlalu memberatkan. Tapi jangan lupa, ikut “nyumbang” juga lho untuk keperluan rumah.

Kalau Rp 1 juta untuk ditabung, Rp 250.000 untuk transport, Rp 200.000 untuk senang-senang, masih ada Rp 550.000 lagi untuk iuran rumah tangga dan keperluan pribadi lainnya.
Lalu, tidak kalah pentingnya adalah mengenai penempatan dana tabungan. enaknya ditaruh dimana ya? Apa ditabung saja? Boleh, ditabung boleh, tapi nggak boleh diambil. Gini aja deh, pertama ada baiknya untuk Anda membuat dana cadangan yang besarnya sekitar 3-6 kali dari penghasilan Anda satu bulan. Dana cadangan itu sebaiknya Anda simpan dalam bentuk sarana investasi yang likuid atau semi likuid (mudah untuk “dicairkan”).
Contohnya seperti deposito atau reksadana pasar uang. Sedangkan kegunaannya lebih kepada hal-hal yang sifatnya mendesak dan membutuhkan uang kas secara cepat. Misalnya, untuk biaya berobat, untuk membantu keluarga apabila ada musibah dan juga digunakan untuk memenuhi biaya hidup apabila Anda kehilangan pekerjaan yang selama ini memberikan penghasilan sampai mendapatkan pekerjaan baru.
Setelah dana cadangan terkumpul, Anda saya sarankan untuk melakukan investasi saja. Ke mana ya enaknya? Banyak sih pilihan sarana investasinya, antara lain adalah dengan membeli emas batangan, reksadana campuran atau saham, dan unitlinked. Pilihan sarana investasi tergantung dari bagaimana profil risiko dan juga tujuan keuangan yang akan Anda capai. Tapi kalau saat ini Anda hanya ingin mengembangkan dana yang dimiliki, maka saya sih lebih sarankan untuk mulai investasi pada reksadana campuran.
Dengan investasi ini, diharapkan Anda akan mendapatkan passive income yang besar nilainya sehingga segala kebutuhan hidup Anda bisa terpenuhi hanya dengan mengandalkan hasil yang diperoleh dari investasi. Jadi, Anda nantinya tidak perlu bersusah payah mencari uang untuk menghidupi keluarga Anda, cukup penghasilan dari dana passive income tersebutlah Anda memenuhinya.
Demikian semoga memberikan pencerahan kepada Anda. Selamat berinvestasi.
Salam,
Ahmad Gozali
Perencana Keuangan
Disajikan kembali oleh @ Koz - Mengatur Dana - Mar 2008